Sunday, December 05, 2010

MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, GAYA part 1

MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, GAYA part 1

MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, GAYA

Bagian Satu Pengantar

1. Pengantar Pendefinisian
Kata definisi sebagai awal pembahasan konsep, bagi semua orang yang pernah belajar bukanlah sesuatu yang baru. Akan tetapi tidak semua orang memahami maknai konteks dan kontens dari suatu definisi teristimewa dalam konsep Teknologi Pendidikan dan pembelajaran. Hal itu dapat disebabkan berbagai faktor, mungkin kita lupa atau ada perkembangan baru yang luput dari perhatian dan pandangan kita. Implikasinya sering kali terjadi kesalahartian dan kesalahkaprahan baik dalam tataran konsep maupun penerapannya. Berdasarkan realita yang dikemukakan, perlu kiranya kita tinjau kembali sebagai pencerahan dalam memaknai definisi, agar dalam uraian pembahasan mengenai Teknologi Pendidikan dan pembelajaran terdapat suatu kesepamahaman.
Israel Schaffler (1960) membedakan definisi umum dengan ilmiah. Definisi umum dapat dengan mudah dipahami oleh setiap orang, mengingat pemaknaannya merupakan suatu penjelasan dalam konteks pemakaiannya.

Definisi umum mempunyai tiga golongan yaitu:
(1) definisi stimulatif,
(2) definisi deskriptif, dan
(3) definisi programatis.
Definisi ilmiah berorientasi pada teoretis dan teknis yang pemahamannya memerlukan pengetahuan khusus sesuai dengan kajian dalam konteks penelitian termasuk pengkajian pendidikan. Suatu kajian dapat didefinisikan dalam beberapa cara, seperti peran yang dimainkan oleh praktisi, dengan ruang lingkup pengetahuan tertentu, atau dengan syarat-syarat profesional di bidangnya (Marriner-Tomey, 1989).
Definisi dapat bersifat logis atau metaforis atau paduan keduanya, misalnya secara metaphor peran suatu mata pelajaran dapat dideskripsikan seperti menggambarkan perancang pembelajaran sebagai seorang seniman. Sebelum suatu definisi dikem-bangkan, perlu kiranya dipahami parameter yang perlu dijelaskan. Parameter adalah asumsi yang menjadi dasar untuk membuat keputusan. Suatu keputusan sebelum diformulasikan haruslah diperhatikan ruang lingkup, tujuan, titik pandang, sasaran dan karakteristik yang penting dan perlu.

Memaknai Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Gaya dan Teknik dan Prosedur

a. Model
Pengembangan kurikulum 2004 pada tingkat sekolah merupakan suatu kegiatan tugas professional pendidikan, yang bertolak dari perubahan kondisi pembelajaran saat ini dan merekonstruksi suatu model pembelajaran ke masa yang akan datang, maka perlu dipahami terlebih dahulu apa dan bagaimana model, pendekatan, strategi, metode, gaya, teknik dan prosedur dalam konteks praktik pembelajaran. Beberapa pendapat ahli dapat dikemukakan berikut ini.
Law dan Kelton (1991:5) mendefinisikan :

“model sebagai representasi suatu sistem yang dipandang dapat mewakili sistem yang sesungguhnya. Visualisasi dirumuskan melalui aktivitas mental berupa berpikir (ways of thinking) tertentu untuk melakukan konkritisi atas fenomena yang abstrak”.
Mills (1989:4) berpendapat bahwa :
“model adalah bentuk reprensentasi akurat, sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa system”.
Adapun kata modeling secara harafiah sebagai suatu proses yang diawali dengan pengidentifikasian atau perangkat komponen terkait dari sebuah model ideal. Sistem identifikasi merupakan proses melahirkan model sistem matematika dari data yang dapat diobservasi, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil identifikasi itu, dikembangkan model fisikal yang berupa struktur jaringan.

Perumusan model mempunyai tiga tujuan utama yaitu; (1) memberikan gambaran atau deskripsi kerja sistem untuk periode tertentu, dan di dalamnya secara implisit terdapat seperangkat aturan untuk melaksanakan perubahan, atau memprediksi cara sistem beroperasi di masa depan; (2) memberikan gambaran tentang fenomena tertentu menurut diferensiasi waktu atau memproduksi seperangkat aturan yang bernilai bagi keteraturan sebuah sistem; (3) memproduk model yang mempresentasikan data dan format ringkas dengan kompleksitas rendah.

Johansen (1993:2) mengemukakan empat kategori model yaitu :
(1) cognitive models (human concepts); (2) normative models (purposes oriented); (3) deskriptive models (behavior oriented); dan (4) functional model (action and control oriented).
Cognitive models (human concepts) merupakan model-model konseptual yang mendasari penalaran dan persepsi, belajar induktif, pembuatan keputusan, perencanaan dan sebagainya. Cognitive models (human concepts) juga bermakna sebagai usaha manusia untuk memahami dan mengontrol segala seluk-beluk yang berkaitan dengan dunianya.
Normative models (purposes oriented) merupakan penggambaran mengenai fungsi-fungsi spesifik yang diinginkan, tujuan dan sasaran sebuah sistem atau proses. Model normatif pada umumnya digunakan dalam kerangka disain enginering dan regulasi pemerintahan.
Deskriptive models (behavior oriented) pada umumnya digunakan untuk tujuan saintifik dan teknologikal, model semacam ini biasanya dipilah menjadi dua kategori: (a) model kuantitatif yang dijelaskan dengan angka-angka atau parameter, dan (b) model kualitatif yang dijelaskan dengan data dan kategorial.
Graham T. Allison (1971:323-325) mengemukakan terdapat tiga model dalam mengatasi krisis sistem pemerintahan di Cuba, yaitu : (1) Model konseptual dasar yang dinamakan rational policy model; (2) organizational procces model; (3) bureacrratic politics model.

Pressman (1997:37-44) mengemukakan ada empat model dalam disain perangkat lunak yaitu;
  1. Model inkremental (merupakan kombinasi dari elemen-elemen model sekuenisal linier (aplikasi representatif) dengan model protipe. Model ini jika staf belum mampu menyelesaikan sebuah rencana implementasi pada batas akhir yang telah ditentukan. Untuk keperluan itu, sebuah rencana dapat dipilah menjadi satuan-satuan dengan proses penggarapan yang bersifat sekuensial linier.
  2. Model spiral, yaitu pemilahan ke dalam aktivitas kerangka kerja atau wilayah tugas. Wilayah tugas yang dimaksud misalnya; (a) komunikasi dengan kostumer; (b) perencanaan; (c) analisis risiko; (d) rekayasa; (e) kontruksi; (f) evaluasi.
  3. Model perakitan komponen, proses kerja mengikuti kerangka model spiral. Meskipun demikian, sangat mungkin terjadi pengulangan persyaratan yang harus dipenuhi pada masing-masing wilayah kegiatan sehingga memerlukan komponen baru.
  4. Model pengembangan bersamaan, setiap aktivitas pengerjaan sebuah proyek dilakukan secara bersamaan waktunya sesuai dengan karakteristiknya.
Bertolak dari uraian mengenai model yang telah dikemukakan memberikan pemahaman, bahwa suatu model dapat ditinjau dari aspek mana kita memfokuskan suatu pemecahan permasalahannya.

„Pengertian model pembelajaran dalam konteks ini, merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi KTSP dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas“.

b. Pedekatan
Pendekatan adalah suatu antar usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif.
Pendekatan pembelajaran sebagai proses penyajian isi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan. Dengan demikian pendekatan dapat dikatakan lebih luas dari metode, dan lebih komprehensif dalam kajian, akan tetapi lebih aplikasi dalam praktik baik disadari maupun tidak.

c. Strategi
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan pembelajaran, dengan mengintregasikan komponen urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan pebelajar, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan, secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran terkandung pertanyaan bagaimanakah cara menyampaikan isi pelajaran? Maka komponen operasional strategi pembelajaran berupa urutan kegiatan, metode pembelajaran, media pembelajaran dan waktu.
d. Metode
Metode dalam arti kharafiah adalah cara teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan sesuatu kegiatan guna mencapai tujuan yang teratur (KBBI, 2000:652).
Metode pembelajaran sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan memberikan pelatihan), isi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu.
Metode pembelajaran biasa diistilahkan juga sebagai metode instruksional. Metode Instruksional (pembelajaran) berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, dab memberi latihan) isi pelajaran kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu (Atwi Suparman (1997:166).
e. Gaya
Gaya adalah kesanggupan atau kapasitas seseorang untuk berbuat sesuatu yang diekspresikan baik secara implisit maupun eksplisit. Gaya sangat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, yang saling terkait dengan kondisi lingkungan.
Gaya belajar adalah kapasitas seseorang dalam melakukan aktivitas pembelajaran dirinya, sesuai dengan potensi dominan yang tidak tampak atau tampak. Dengan demikian gaya belajar setiap orang berbeda, sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

f. Tipe

Tipe merupakan kumulasi dari suatu model, contoh, corak atau macam dari hasil pengklasifikasian. Tipe cenderung bersifat khas dan menunjukkan spesifikasi dari suatu produk atau profil nyata.
Bertolak dari beberapa definisi yang dikemukakan, tampaknya dalam aktivitas pengembangan kurikulum dan pembelajaran perlu konsistensi pemaknaan dan disepakati menurut kaidah yang berlaku.

Bagian Dua
Rumpun Model Mengajar (lanjutut ke posting selanjutnya, MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, GAYA part 2

No comments:

Post a Comment